Jumat, 06 Desember 2013

Inspirasi dari Nelson Mandela

1. Tak ada orang yang terlahir untuk membenci orang lain karena warna kulitnya, latar belakangnya, atau agamanya. Orang harus belajar untuk membenci. Jika bisa belajar untuk membenci, maka mereka bisa diajar untuk mengasihi karena kasih lebih alamiah bagi hati manusia ketimbang sebaliknya.

2. Tak ada jalan mudah untuk mencapai kemerdekaan di mana pun. Banyak dari kita berkali-kali harus melewati lembah dengan bayangan kematian sebelum mencapai puncak cita-cita kita itu.

3. Perjuangan kita untuk kemerdekaan dan keadilan merupakan usaha kolektif. Ada di tangan kalian untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang yang hidup di dalamnya.

4. Dari pengalaman tentang sebuah bencana kemanusiaan luar biasa yang berlangsung begitu lama, harus lahir sebuah masyarakat yang membuat semua umat manusia bangga.

5. Kita memahami bahwa masih belum ada jalan mudah bagi kemerdekaan. Kita tahu dengan baik bahwa tak seorang pun dari kita dengan bertindak sendirian bisa mencapai sukses. Karena itu, kita harus bertindak bersama sebagai rakyat yang bersatu, demi rekonsiliasi nasional, demi pembangunan bangsa, demi kelahiran sebuah dunia baru.

6. Menolak pemenuhan hak asasi manusia berarti menantang kemanusiaan itu sendiri. Membuat seseorang berada dalam penderitaan dengan kelaparan dan hidup yang penuh kekurangan (kemiskinan) berarti tidak memanusiakan mereka. Namun, hal-hal tersebut merupakan nasib buruk yang menimpa semua orang kulit hitam di negara kita di bawah sistem apartheid.

7. Orang mungkin mengatakan, menghabiskan waktu 27 tahun di penjara telah menyia-nyiakan hidupmu. Namun, hal paling penting bagi seorang politisi adalah apakah gagasan-gagasan di mana kamu menggantungkan hidupmu masih tetap hidup, apakah gagasan-gagasan itu menang pada akhirnya, dan semua yang terjadi menunjukkan bahwa kita tidak berkorban sia-sia.

8. Hanya politisi yang tidak turun ke lapangan yang "imun" dari melakukan kesalahan. Kesalahan merupakan hal inheren dalam tindakan politik.

9. Sampai saya dipenjara, saya tidak pernah sepenuhnya menghargai kapasitas ingatan, sebuah dawai tak berujung dari informasi yang bisa disimpan kepala.

10. Saya mengakui bahwa saya punya hak apa pun untuk menghakimi orang lain berdasarkan adat kebiasaan saya sendiri, betapa pun saya boleh bangga dengan kebiasaan saya itu.

11. Mengatasi kemiskinan bukan sebuah sikap amal. Itu merupakan tindakan keadilan. Itu merupakan perlindungan terhadap hak asasi manusia yang fundamental, hak atas martabat dan kehidupan yang layak. Selagi kemiskinan berlanjut, tidak ada kemerdekaan sejati.

Sumber:
kompasdotcom