Rabu, 25 Mei 2016

Untuk Kita Renungkan

*Nokia* dulu menyebut Android sebagai semut kecil merah yg mudah digencet dan mati. Arogansi dan rasa percaya diri yg berlebihan membuat Nokia terjebak dlm innovator dilemma. Sejarah mencatat, yg kemudian mati justru Nokia – tergeletak kaku dlm kesunyian yg perih.

*Kodak* menyebut kamera digital hanyalah tren sesaat, dan kamera produksi mrk akan terus bertahan. Kodak terjebak halusinasi dan innovator dilemma yg akut. Akibatnya, ruangan ICU yg pengap menanti raga mrk yg merintih kesakitan.

*Intel dan Micorosoft* ( Dominasi yg dulu dikenal dgn duo Wintel ) terlalu menikmati kekuasannya dlm dunia PC dan Laptop, dan pelan2 terjebak innovator dilemma. Mereka terbuai dgn kekuasaannya, dan lengah betapa dramatis kecepatan kemajuan era mobile computing. Kini era PC/Laptop sdh hampir berakhir, diganti era mobile smartphone. Dan hegemoni Microsoft serta Intel kian menjadi tidak relevan dlm era smartphone. Intel dan Microsoft lalu hanya duduk saling bertatapan mata, diam dan termangu. Dalam rasa penyesalan yg pedih dan pahit. Namun dlm bisnis, penyesalan tdk pernah mendapat tempat terhormat.

Pizza hut terus menerus mengenalkan menu baru setiap enam bulan. Sabun Lifebouy ber-kali2 melakukan rejuvenasi. Facebook dan Bukalapak juga selalu melakukan evolusi.

Nokia kolaps dihantam iPhone di tahun 2007, padahal produsen iPhone bukan perusahaan telco, namun dari industri komputer. Koran dan majalah mati bukan krn sesama rivalnya, namun karena Facebook dan Social Media ( remaja dan anak muda tak lagi kenal koran/majalah kertas. Mereka lebih asyik main Path, IG atau FB. Pelan tapi pasti industri koran dan majalah akan mati ).

Televisi seperti RCTI, Trans dan SCTV kelak akan kolaps bukan krn persaingan sesama pemain di industri yg sama, tapi dari makhluk alien bernama Youtube. Di Amerika, jumlah pemirsa televisi dikalangan anak muda dan remaja, menurun drastis. Dan semua lari ke Youtube. Ini juga kelak akan terjadi di tanah air.

Industri taksi seperti Blue Bird goyah bukan karena pesaing sesama taksi, namun dr layanan taksi independen berbasis aplikasi. Di banyak negara, banyak perusahaan taksi konvensional mati digilas Uber dan layanan taksi berbasis aplikasi lain nya.

Dan kini produsen Toyota, BMW dan Mercedes Benz takut bukan karena persaingan sesama mereka. Namun krn kehadiran *TESLA*, yg entah dari mana tiba2 melakukan inovasi radikal dgn produk mobil berbasis elektrik, dengan teknologi mobil tanpa sopir atau otonom ( Autopilot Hardware ) ( Minggu lalu, mobil seri Tesla3 terjual hingga 300 ribu unit hanya dalam dua hari, padahal unitnya baru dirilis 2018. Jadi inden-nya dua tahun ).

Manusia yg dapat segera beradaptasi dengan perubahan keadaan lingkungannya maka dia akan survive. Jika tidak dapat beradaptasi perubahan maka mereka akan tersingkir dan punah dari lingkungannya. Ide perubahan dan kreatif adalah salah satu wujud syukur.

*"Kuncinya adalah kerendahan hati & mau belajar dari kelebihan orang lain, jangan pernah meremehkan apapun & siapapun"*.

Source:
-anonim-

Selasa, 24 Mei 2016

10 Nasihat Emas Imam Ahmad tentang Pernikahan untuk Calon Suami

SIAPA yang tak kenal dengan Imam Ahmad bin Hanbal ra.? Beliau adalah salah satu dari 4 imam mazhab umat islam. Selain melakukan ijtihad untuk menentukan hukum-hukum dalam islam, ternyata Imam Ahmad pernah memberikan nasihat pernikahan untuk anak laki-lakinya. Penasaran?

Imam Ahmad berkata: “Anakku sayang, kamu tidak akan mencapai keberuntungan di rumah tangga kecuali dengan 10 karakteristik suami yang kamu tunjukkan kepada istrimu.”

Dikutip Ilmfeed, berikut 10 nasihat emas pernikahan dari Imam Ahmad kepada para calon suami:

1. Wanita sangat suka mendapatkan perhatian, mereka suka mendapatkan ucapan cinta yang jelas dari suaminya bahwa mereka dicintai. Jadi, jangan pelit untuk mengungkapkan cinta secara jelas kepada istrimu. Bila perlu ucapkan rasa cintamu setiap hari, hal itu akan membuat istrimu merasa berharga.

2. Jika kamu tipe suami yang sangat kaku mengekspresikan cintanya kepada sang istri, maka sejatinya kamu sedang menciptakan sebuah penghalang antara kamu dengan istrimu, maka jangan malu atau sungkan memberikan perhatian kepada istrimu, bila perlu ucapkan rasa cintamu setiap hari.

3. Wanita benci suami yang terlalu posesif dan terlalu berlebihan, wanita justru lebih menyukai suami yang bersikap lembut. Jadi gunakan setiap momen kamu bersama istrimu dengan bersikap tidak terlalu kasar kepadanya, sebab hal itu akan menjadi lebih menarik untuk menumbuhkan rasa cinta antara kamu dan istrimu. Dan tentu akan membuatmu mendapatkan ketenangan pikiran bukan?.

4. Wanita menyukai suami yang berpenampilan seperti penampilan istri tersebut, misalnya bicaranya lemah lembut, berpenampilan baik, pakaian bersih dan memiliki bau yang menyenangkan. Oleh karena itu, selalu tetap jaga penampilanmu di depan istrimu.

5. Walaupun istri sebagai manajer rumah tangga, namun kedaulatan utama dalam rumah tangga ada di tangan suami sebagai kepala keluarga. Namun, satu hal yang mesti diingat bahwa sebagai seorang suami tidak boleh egois atau terlalu keras kepada istrinya dengan anggapan suami bisa melakukan hal sewenang-wenang sebagai kepala rumah tangga. Maka, alangkah lebih baik jika pasangan suami istri untuk saling mengingatkan satu sama lain dengan cara yang ma’ruf.

6. Seorang wanita tentu ingin mencintai suaminya, tetapi pada saat yang sama dia tidak ingin kehilangan keluarganya. Jadi jangan sekali-kali suami memberikan pilihan kepada istri untuk memilih keluarganya atau suaminya. Sebab, jikalaupun ia tidak memilih keluarganya, maka istri pasti akan merasakan kecemasan yang luar biasa. Sehingga, bukanlah tidak mungkin jika sewaktu-waktu akan menjadi bumerang bagi suaminya, karena istrinya berubah menjadi membenci suaminya.

7. Wanita diciptakan dari tulang rusuk melengkung, maka jika sang istri melakukan tindakan keliru, maka suami jangan menegur dia dengan cara keras lagi kasar. Justru sebagai suami, kamu harus mencoba untuk meluruskannya dengan cara yang baik dan tidak menyakitkan hati istri. Ingatlah, perasaan wanita itu lebih sensitif dari pria.

8. Dalam beberapa kondisi, terkadang wanita lupa bersyukur dan menolak segala nikmat yang diberikan suaminya di dalam keluarga. Hal itu mungkin akan membuat kamu frustasi sebagai seorang suami, namun ingatlah jangan sekali-kalipun sampai kamu mengatakan kepada istrimu, “Saya belum pernah melihat hal-hal yang baik dari kamu!”.

Maka jangan biarkan sikap buruk istrimu membuat kamu tidak menyukainya atau lari darinya. Sehingga, jika kamu tidak suka dengan salah satu sikap istrimu, maka cobalah kamu pikirkan sikap-sikap baik lainnya yang dimiliki istrimu, sehingga hal itu bisa menciptakan keseimbangan dalam dirimu untuk selalu berpikir positif.

9. Adakalanya wanita mengalami kondisi tubuh yang lemah dan kelelahan pikiran. Oleh karena itu, kamu sebagai seorang suami jangan terlalu banyak menuntut atau memerintahkan ini-itu hingga semakin membuat istrimu lemah. Oleh karena itu, sebagai seorang suami kamu harus mengetahui kondisi istrimu dengan baik. Agar istrimu merasakan bahwa kamu adalah suami yang pengertian dan penyayang.

10. Sebagai seorang suami jangan pernah menganggap bahwa istrimu adalah tawananmu. Oleh karena itu, kasihanilah ia sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anakmu kelak.

Semoga 10 nasihat Imam Ahmad di atas bisa membuat para suami merenungi tentang sikapnya kepada sang istri. Sudahkah kamu memuliakannya?

source:
islampos.com

Minggu, 22 Mei 2016

Jodoh itu....

*Jodoh itu.... (baca sampai habis, biar paham)

1. Jangan menikah karena kesepian, menikah karena orang lain sudah menikah semua, tinggal kita seorang yang belum, aduhai, pernikahan itu bukan trend, yang semua orang bisa ikut-ikutan, apalagi karena nggak enak terlihat aneh sendiri. Dan terlepas dari itu, catat baik-baik, banyak orang yang setelah menikah, dia tetap merasa sepi, sendirian.

2. Jangan menikah karena alasan orang lain. Itu betul, dalam peristiwa dramatis, kita bisa segera menikah agar orang tua sempat menyaksikan sebelum meninggal, agar mereka bahagia. Tapi menikahlah karena alasan kita sendiri, jadikan itu patokan terbesar. Karena yang menjalani kehidupan berumah-tangga itu adalah kita, bukan orang lain. Dan karena, jika besok lusa pernikahan itu gagal, kita tidak menyalahkan orang lain--itu sungguh tiada manfaatnya.

3. Semua pernikahan itu punya masalah. Bohong jika ada yang bilang keluarga mereka baik-baik saja sepanjang masa. Lantas kenapa sebuah pernikahan bisa awet? Karena ada yang sabar dan mengalah. Satu-satunya bekal pernikahan yang tiada pernah kurang adalah: sabar. Punya sabar segunung, tetap kurang banyak. Punya sabar selangit, pun tetap kurang banyak. Jadi bekalnya tidak harus mobil, rumah, peralatan dapur, dsbgnya. Sekelas Umar Bin Khattab saja masih membutuhkan rasa sabar ekstra.

4. Kita tidak pernah tahu siapa jodoh terbaik kita. Tidak ada alatnya, tidak ada aplikasinya, dan tidak akan ditemukan. Kita baru tahu setelah kita menjalani pernikahan tersebut. Dan rumitnya, itu juga belum cukup. Banyak yang berpisah jalan setelah sekian lama menikah. Lantas kapan dong kita baru tahu persis? Tidak ada jawabannya. Nah, dengan situasi seperti itu, jangan habiskan waktu dengan cemas apakah ini jodoh terbaik atau bukan. Jika kalian muslim, tegakkanlah shalat istikharah, dapatkan keyakinan, kemudian bismillah, jalani dengan mantap.

5. Well, tidak ada jodoh yang sempurna di dunia ini. Semua orang pasti punya kekurangan. Ada yang ganteng/cantik pol, ternyata kalau tidur ngoroknya seperti sirene. Ada yang bertanggung-jawab nan setia, ternyata pelupa, dia lupa harus menjemput istrinya di manalah. Tapi kita selalu bisa membuat yang tidak sempurna itu menjadi indah, keren, seperti pelangi, sepanjang kita bersedia menerima kekurangannya. Orang2 yang sibuk memasang kriteria sempurna bagi calon jodohnya, akan hidup sendiri hingga alien menyerang bumi.

6. Tidak ada yang tahu kapan persisnya kita akan menikah. Eh, yang masih kecentilan, manja-manja, ternyata besok sudah menikah, atau malah punya anak dua. Yang terlihat dewasa sekali, sudah siap sekali, bahkan bijak nian bicara soal menikah, ternyata bertahun-tahun tetap sendiri. Maka, saat kita tidak tahu kapan jodoh itu akan datang, fokuslah memperbaiki diri sendiri. Saat kesempatannya datang, ingatlah nasehat lama, kesempatan baik tidak datang dua kali. Tapi ketika kesempatannya lolos, gagal, juga ingatlah petuah orang tua, akan selalu ada kesempatan2 berikutnya bagi orang yang sabar.

7. Pekerjaan tetap, mapan, dan lain-lain itu jangan dijadikan syarat mutlak mencari jodoh. Itu betul, sungguh menyenangkan jika jodoh kita ternyata sudah mapan, berkecukupan. Tapi boleh jadi akan lebih spesial lagi, jika kita bersama-sama menjalani hidup sederhana, untuk kemudian menjadi lebih baik setiap harinya. Lebih baik pastikan saja, semua pihak memahami tanggungjawabnya. Misal, adalah tanggungjawab suami mencari nafkah. Boleh istri bekerja? Ikut membantu nafkah keluarga? Dikembalikan ke masing2 pasangan mau seperti apa. Tapi jelas sekali, jika istri bekerja, penghasilannya adalah milik dia--soal dia mau memberikannya ke keluarga atau tidak, itu urusan dia. Tanggungjawab mutlak tetap ada di suami. Pemahaman2 seperti ini penting loh, agar kalian laki-laki yang sekarang sibuk galau, apalagi sibuk tebar pesona, tahu persis saat menikah nanti.

8. Mencari jodoh itu tidak rumit. Ini beneran loh. Mencari jodoh itu sederhana. Kalian bisa meminta orang tua mencarikan (karena itu juga salah-satu kewajiban mereka). Juga bisa minta sahabat menjadi intel perjodohan. Jodoh itu ada di mana-mana, di sekolah, di kampus, di tempat kerja, di angkutan umum saat berangkat beraktivitas, di mesjid, di komplek rumah, dll, dll. Tapi kenapa kadang terasa rumit sekali? Karena kitalah yang membuatnya rumit. Catat baik-baik, di dunia ini sudah milyaran orang pernah menikah. Milyaran pasangan. Nah, di mana rumitnya jika orang lain toh milyaran telah menikah.

9. Terakhir, kalau kalian mau belajar banyak hal tentang jodoh, maka jangan belajar dari novel2 (apalagi novel Tere Liye), dari film fiksi, dari sinetron, serial. Aduh, itu fiksi loh. Dikarang2 saja sama penulis ceritanya. Melainkan belajarlah dari orang tua di sekitar kalian. Kakek-nenek, opa-oma, mbah buyut, yang sudah menikah puluhan tahun, tapi tetap langgeng dan bahagia. Amati, pelajari, dengarkan nasehat mereka, itu penting sekali, kehidupan mereka bisa jadi contoh. Maka besok lusa saat kita menikah, mendadak muncul masalah serius, kita bisa meneladani mereka, bagaimana cara mereka mengatasi masalah. Itu selalu bisa jadi pelajaran kehidupan yang tiada ternilai.

*Tere Liye

Rabu, 18 Mei 2016

Haji Pengabdi Setan

Oleh: Ali Mustafa Yaqub*

IBADAH haji 1426 H, pekan lalu, usai sudah. Jamaah haji Indonesia mulai pulang ke Tanah Air. Bila mereka ditanya apakah Anda ingin kembali lagi ke Mekkah, hampir seluruhnya menjawab, ''Ingin.'' Hanya segelintir yang menjawab, "Saya ingin beribadah haji sekali saja, seperti Nabi SAW."

Jawaban itu menunjukkan antusiasme umat Islam Indonesia beribadah haji. Sekilas, itu juga menunjukkan nilai positif. Karena beribadah haji berkali-kali dianggap sebagai barometer ketakwaan dan ketebalan kantong. Tapi, dari kacamata agama, itu tidak selamanya positif.

Kendati ibadah haji telah ada sejak masa Nabi Ibrahim, bagi umat Islam, ia baru diwajibkan pada tahun 6 H. Walau begitu, Nabi SAW dan para sahabat belum dapat menjalankan ibadah haji karena saat itu Mekkah masih dikuasai kaum musyrik. Setelah Nabi SAW menguasai Mekkah (Fath Makkah) pada 12 Ramadan 8 H, sejak itu beliau berkesempatan beribadah haji.

Namun Nabi SAW tidak beribadah haji pada 8 H itu. Juga tidak pada 9 H. Pada 10 H, Nabi SAW baru menjalankan ibadah haji. Tiga bulan kemudian, Nabi SAW wafat. Karenanya, ibadah haji beliau disebut haji wida' (haji perpisahan).

Itu artinya, Nabi SAW berkesempatan beribadah haji tiga kali, namun beliau menjalaninya hanya sekali. Nabi SAW juga berkesempatan umrah ribuan kali, namun beliau hanya melakukan umrah sunah tiga kali dan umrah wajib bersama haji sekali. Mengapa?

Sekiranya haji dan atau umrah berkali-kali itu baik, tentu Nabi SAW lebih dahulu mengerjakannya, karena salah satu peran Nabi SAW adalah memberi uswah (teladan) bagi umatnya. Selama tiga kali Ramadan, Nabi SAW juga tidak pernah mondar-mandir menggiring jamaah umrah dari Madinah ke Mekkah.

Dalam Islam, ada dua kategori ibadah: ibadah qashirah (ibadah individual) yang manfaatnya hanya dirasakan pelakunya dan ibadah muta'addiyah (ibadah sosial) yang manfaatnya dirasakan pelakunya dan orang lain. Ibadah haji dan umrah termasuk ibadah qashirah. Karenanya, ketika pada saat bersamaan terdapat ibadah qashirah dan muta'addiyah, Nabi SAW tidak mengerjakan ibadah qashirah, melainkan memilih ibadah muta'addiyah.

Menyantuni anak yatim, yang termasuk ibadah muta'addiyah, misalnya, oleh Nabi SAW, penyantunnya dijanjikan surga, malah kelak hidup berdampingan dengan beliau. Sementara untuk haji mabrur, Nabi SAW hanya menjanjikan surga, tanpa janji berdampingan bersama beliau. Ini bukti, ibadah sosial lebih utama ketimbang ibadah individual.

Di Madinah, banyak ''mahasiswa'' belajar pada Nabi SAW. Mereka tinggal di shuffah Masjid Nabawi. Jumlahnya ratusan. Mereka yang disebut ahl al-shuffah itu adalah mahasiswa Nabi SAW yang tidak memiliki apa-apa kecuali dirinya sendiri, seperti Abu Hurairah. Bersama para sahabat, Nabi SAW menanggung makan mereka. Ibadah muta'addiyah seperti ini yang diteladankan beliau, bukan pergi haji berkali-kali atau menggiring jamaah umrah tiap bulan. Karenanya, para ulama dari kalangan Tabiin seperti Muhammad bin Sirin, Ibrahim al-Nakha'i, dan Malik bin Anas berpendapat, beribadah umrah setahun dua kali hukumnya makruh (tidak disukai), karena Nabi SAW dan ulama salaf tidak pernah melakukannya.

Dalam hadis qudsi riwayat Imam Muslim ditegaskan, Allah dapat ditemui di sisi orang sakit, orang kelaparan, orang kehausan, dan orang menderita. Nabi SAW tidak menyatakan bahwa Allah dapat ditemui di sisi Ka'bah. Jadi, Allah berada di sisi orang lemah dan menderita. Allah dapat ditemui melalui ibadah sosial, bukan hanya ibadah individual. Kaidah fikih menyebutkan, al-muta'addiyah afdhol min al-qashirah (ibadah sosial lebih utama daripada ibadah individual).

Jumlah jamaah haji Indonesia yang tiap tahun di atas 200.000 sekilas menggembirakan. Namun, bila ditelaah lebih jauh, kenyataan itu justru memprihatinkan, karena sebagian dari jumlah itu sudah beribadah haji berkali-kali. Boleh jadi, kepergian mereka yang berkali-kali itu bukan lagi sunah, melainkan makruh, bahkan haram.

Ketika banyak anak yatim telantar, puluhan ribu orang menjadi tunawisma akibat bencana alam, banyak balita busung lapar, banyak rumah Allah roboh, banyak orang terkena pemutusan hubungan kerja, banyak orang makan nasi aking, dan banyak rumah yatim dan bangunan pesantren terbengkalai, lalu kita pergi haji kedua atau ketiga kalinya, maka kita patut bertanya pada diri sendiri, apakah haji kita itu karena melaksanakan perintah Allah?

Ayat mana yang menyuruh kita melaksanakan haji berkali-kali, sementara kewajiban agama masih segudang di depan kita? Apakah haji kita itu mengikuti Nabi SAW? Kapan Nabi SAW memberi teladan atau perintah seperti itu? Atau sejatinya kita mengikuti bisikan setan melalui hawa nafsu, agar di mata orang awam kita disebut orang luhur? Apabila motivasi ini yang mendorong kita, maka berarti kita beribadah haji bukan karena Allah, melainkan karena setan.

Sayangnya, masih banyak orang yang beranggapan, setan hanya menyuruh kita berbuat kejahatan atau setan tidak pernah menyuruh beribadah. Mereka tidak tahu bahwa sahabat Abu Hurairah pernah disuruh setan untuk membaca ayat kursi setiap malam. Ibadah yang dimotivasi rayuan setan bukan lagi ibadah, melainkan maksiat.

Jam terbang iblis dalam menggoda manusia sudah sangat lama. Ia tahu betul apa kesukaan manusia. Iblis tidak akan menyuruh orang yang suka beribadah untuk minum khamr. Tapi Iblis menyuruhnya, antara lain, beribadah haji berkali-kali. Ketika manusia beribadah haji karena mengikuti rayuan iblis melalui bisikan hawa nafsunya, maka saat itu tipologi haji pengabdi setan telah melekat padanya. Wa Allah a'lam.[ ]

*Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta

KNOWING, not BEING

"Sekolah *'KNOWING'* vs Sekolah *'BEING'*"

Kantor kami, Perusahaan PMA dari Jepang, mendapat pimpinan baru 
dari Perusahaan induknya di Jepang.

Ia akan menggantikan Pimpinan yang lama yang memang sudah waktunya untuk  balik ke negaranya.

Sebagai patner, saya ditugaskan utk mendampinginya selama ia di Indonesia.

Saya menawarkan kepadanya selain perkenalan kpd relasi, juga utk  melihat2 objek wisata kota Jakarta dan Bandung. Pada saat kami ingin menyeberang jalan, teman saya ini selalu berusaha utk mencari zebra cross.

Berbeda dgn saya dan org Jakarta yg lain, dgn mudah menyeberang di mana saja sesukanya.

Teman saya ini tetap tidak terpengaruh oleh situasi.

Dia terus mencari zebra cross ataupun jembatan penyeberangan, setiap kali akan menyeberang.

Padahal di Indonesia tidak setiap jalan dilengkapi dgn sarana seperti itu.

Yg lebih memalukan, meskipun sdh ada zebra cross tetap saja para pengemudi tancap gas, tidak mau mengurangi kecepatan guna memberi kesempatan pada para penyeberang.

Teman saya geleng2 kepala mengetahui perilaku masyarakat kita.

Akhirnya saya coba menanyakan pandangan teman saya ini mengenai fenomena menyeberang jalan tadi.

Saya bertanya, mengapa orang2 di negara ini menyeberang tidak pada tempatnya, meskipun mereka tahu bahwa zebra cross itu adalah sarana utk menyeberang jalan.

Sementara kenapa dia selalu konsisten mencari zebra cross meskipun tidak semua jalan di negara kami dilengkapi dgn sarana tsb..

Pelan2 dia menjawab pertanyaan saya,
*"It's ALL HAPPENS BECAUSE OF THE EDUCATION SYSTEM."*

Saya kaget juga mendengar jawabannya.

Apa hubungan nya menyeberang jalan sembarangan dgn sistem pendidikan?

Dia melanjutkan penjelasan nya, "Di dunia ini ada 2 jenis sistem pendidikan, yang pertama adalah sistem pendidikan yg hanya menjadikan anak2 kita menjadi mahluk *'KNOWING'* atau SEKEDAR TAHU SAJA, sedangkan yg kedua sistem pendidikan yg mencetak anak2 menjadi mahluk *'BEING'.*

Apa maksudnya?

Maksudnya, sekolah hanya bisa mengajarkan banyak hal UNTUK DIKETAHUI PARA SISWA.

Sekolah TIDAK MAMPU MEMBUAT SISWA MAU MELAKUKAN APA YANG DIKETAHUI SEBAGAI BAGIAN DARI KEHIDUPAN NYA.

Anak2 tumbuh hanya menjadi *'MAHKLUK KNOWING'*, hanya sekedar 'MENGETAHUI' bahwa:
» *ZEBRA CROSS adalah TEMPAT MENYEBERANG,*
»  *TEMPAT SAMPAH ADALAH UNTUK MENARUH SAMPAH.*

Tapi "MEREKA TETAP AKAN MENYEBERANG DAN MEMBUANG SAMPAH SECARA SEMBARANGAN".

Sekolah semacam ini BIASANYA MENGAJARKAN "BANYAK SEKALI MATA PELAJARAN".

Tak jarang membuat para siswanya STRESS, PRESSURE & akhirnya MOGOK SEKOLAH.

"SEGALA MACAM DIAJARKAN" dan BANYAK HAL DIUJIKAN, "TETAPI TAK SATUPUN DARI SISWA YANG MENERAPKANNYA SETELAH UJIAN".

Ujiannya pun HANYA SEKEDAR TAHU, *'KNOWING'*.

Di negara kami, sistem pendidikan BENAR-BENAR DIARAHKAN UNTUK MENCETAK MANUSIA2 YANG "TIDAK HANYA *TAHU* apa yg benar tetapi *MAU* MELAKUKAN APA YANG BENAR SEBAGAI BAGIAN DARI KEHIDUPANNYA'.

Di negara kami, anak2 hanya diajarkan 3 mata pelajaran pokok:
1. *_Basic Sains_*
2. *_Basic Art_*
3.*_Social_*

Dikembangkan melalui praktek langsung dan studi kasus dan dibandingkan dgn kejadian nyata di seputar kehidupan mereka.

Mereka tidak hanya *TAHU,* mereka juga *MAU* menerapkan ilmu yg diketahui dlm keseharian hidupnya.

Anak2 ini jg TAHU PERSIS ALASAN MENGAPA MEREKA MAU atau TIDAK MAU MELAKUKAN SESUATU.

Cara ini mulai diajarkan pada anak sejak usia mereka masih sangat dini agar terbentuk sebuah kebiasaan yg kelak akan membentuk mereka menjadi mahluk *'BEING'*, yakni MANUSIA2 YANG MELAKUKAN APA YANG MEREKA TAHU BENAR."

Betapa sekolah begitu MEMEGANG PERAN YANG SANGAT PENTING BAGI PEMBENTUKAN PERILAKU & MENTAL ANAK2 BANGSA.

Tidak hanya sekadar berfungsi sebagai "LEMBAGA SERTIFIKASI" yg "HANYA MAMPU MEMBERI IJAZAH" kepada para anak bangsa.

KARAKTER, PERILAKU dan KEJUJURAN adalah landasan untuk membangun anak didik  yang LEBIH BERADAB DALAM BERPERILAKU.

BUKAN SEKEDAR ANGKA-ANGKA AKADEMIK seperti yang tertera di buku-buku raport sekolah ataupun Indeks Prestasi IPK.

KEJUJURAN dan ETIKA MORAL adalah PRIORITAS UTAMA, sedangkan kepintaran itu kita kembangkan kemudian,  karena SETIAP ANAK TERLAHIR PINTAR dan pendidikan itu sendiri adalah perkembangan

Oleh sebab itu, Seyogyanya, kita TIDAK PERLU TERLALU RISAU jika seorang anak belum bisa calistung ( baca tulis hitung ) atau Pipolondo (Ping Poro Lan Sudo) saat masuk SD atau bahkan setelah sekolah SD sekalipun,

Tapi mestinya  harus peduli jika seorang anak TIDAK JUJUR dan BERETIKA BURUK.

Pendidikan itu BUKAN PERSIAPAN UNTUK HIDUP,  karena  PENDIDIKAN ADALAH KEHIDUPAN, SEPANJANG HIDUP.

-dikutip dari pesan Whatsapp Messenger, sent by Titis Wahyu Riyanto-