Sebuah sajak Indonesia klasik, yang dibuat oleh aktivis Sarekat Islam yang bernama Mas Marco, sewaktu beliau dipenjara oleh pemerintah kolonial Belanda. Kira-kira begini bunyi ringkasnya:
Ini syair bernama "Sama Rasa"
"dan Sama Rata" itulah nyata
Tapi bukan syair bangsanya
Yang menghela kami di penjara
Jangan takut kami putus asa
Merasakan kotoran dunia
Seperti anak yang belum usia
Dan belum bangun dari tidurnya
Kami sampai di jalan perempat
Kami berjalan terlalu cepat
Teman kita yang berjalan lambat
Ketinggalan masih jauh amat
Kami berniat berjalan terus
Tetapi kami merasa haus
Adapun pengharapan tak terputus
Kalau perlu boleh sampai mampus
Jalan yang kutuju amat panas
Banyak duri pun anginnya keras
Tali-tali mesti kami tatas
Palang-palang juga kami papas
Supaya jalannya SAMA RATA
Yang berjalan pun SAMA meRASA
Enak dan senang bersama-sama
Yaitu: "SAMA RASA, SAMA RATA"
---------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar