Minggu, 04 Maret 2012

Sebuah Perseteruan

Dalam dunia politik, tak ada yang namanya teman sejati, yang ada hanyalah teman sekepentingan”. Ungkapan tersebut memang ada benarnya. Terbukti saat pemilihan raya mahasiswa (Pemira) FMIPA UGM akhir 2009 lalu. Perseteruan dua partai besar yang ada di FMIPA UGM untuk memperoleh kekuasaan tertinggi di bidang eksekutif (BEM) dan legislatif (DPM) semakin meruncing saja akhir-akhir ini. Kedua partai itu adalah Partai Air Mengalir (PAM) dan Partai Solidaritas Umat Sains (Partai Solusi).
Yang perlu diketahui di sini, Partai Solusi merupakan partai lawas dan selalu memenangkan Pemira FMIPA UGM. Kemudian pada tahun 2003, munculah Partai Somasi sebagai pemenang Pemira 2003. Karena terlibat perseteruan dengan partai lain, maka pada tahun 2004, Partai Somasi vakum dari Pemira, sehingga pada Pemira 2004, Partai Solusi kembali memenangkan Pemira. Lalu pada pemira 2005, munculah Partai Air. Partai Air sukses memenangkan M. Fuad Aprianto sebagai ketua BEM KM FMIPA UGM. Kemudian Partai Air kembali bermasalah dengan partai lain, sehingga Partai Air dibubarkan.
Setelah beberapa lama vakum, akhirnya Partai Air kembali berdiri, tetapi dengan nama yang beda, yaitu Partai Air Mengalir (PAM). PAM berdiri pada tanggal 17 September 2007. Pada pemira pertamanya, PAM hanya menduduki peringkat ketiga di bidang legislatif. Lalu pada pemira 2008, PAM sukses memenangkan pemira legislatif dan eksekutif dengan telak, di mana selisih suara dengan partai lain begitu mencolok.


Munculnya PAM sebagai kekuatan politik besar di FMIPA UGM tentu saja membuat gerah partai penguasa sebelumnya. Akan tetapi perseteruan kedua partai ini belum terasa saat awal-awal kepengurusan BEM dan DPM. Perseteruan berawal ketika salah seorang pendiri PAM memimpin Rapat Akbar Partai Solusi pada bulan Agustus 2009, yang mana dia menyebutkan bahwa PAM dan Partai Solusi adalah dua tapi satu. Pernyataan ini tentu saja membuat seluruh kader PAM merasa sakit hati. Mereka beranggapan, buat apa PAM didirikan, kalau PAM merupakan kepanjangan tangan dari Partai Solusi? Karena merasa sakit hati, maka Presiden PAM mendeklarasikan sebuah perlawanan secara politis kepada Partai Solusi secara terang-terangan.
Tibalah saatnya pemira pada bulan Desember 2009, di mana kedua partai ini turut berpartisipasi dalam pemira eksekutif dan legislatif. Pada pemira eksekutif, PAM mencalonkan Zefri Munandar (Fisika 2007) dan Partai Solusi mencalonkan Irwan Rizadi (Statistika 2007) sebagai calon Ketua BEM KM FMIPA UGM. Sedangkan pada pemira legislatif, PAM mencalonkan Muhamad Nasruddin Manaf (Fisika 2007) dan Budiarjo (Geofisika 2008), dan Partai Solusi mencalonkan Yurifa Iqbal (Fisika 2007) dan Arum Ika Yulianawati (D3 Rekmed 2008) sebagai calon anggota DPM KM FMIPA UGM.
Hasilnya, PAM memenangkan pemira legislatif, sedangkan Partai Solusi memenangkan pemira eksekutif. Kekalahan yang diderita PAM dalam pemira eksekutif dianggap sebagai suatu keanehan, karena PAM sendiri sudah berkoalisi dengan Partai Komunitas Independen Saintika (Partai Kita) dan Partai Buka Bersama (PBB). Di atas kertas seharusnya PAM mampu memenangkan pemira eksekutif, tetapi ternyata fakta berbicara lain. Entah berasal dari mana suara Partai Solusi, sehingga bisa memenangkan pemira eksekutif kali ini.
Keanehan yang terjadi dalam pemira 2009 ini membuat perseteruan keduanya semakin meruncing saja sehingga PAM mendeklarasikan dirinya sebagai oposisi utama dalam struktur pemerintahan ala mahasiswa FMIPA UGM. Padahal awalnya kader PAM dan Partai Solusi adalah teman seperjuangan, tetapi perseteruan keduanya telah membuat hubungan pertemanan kader-kadernya menjadi renggang. Ya, itulah dunia politik. Harapannya, kader-kader dari kedua partai ini tetap bersikap profesional. Walaupun berseteru di bidang politik, jangan sampat terbawa ke bidang lainnya.
Berpolitiklah secara sehat, ingat tujuan awal kita masing-masing, yang ingin memajukan FMIPA UGM, dan menjadikannya sebagai garda terdepan dalam perubahan ke arah yang lebih baik. Dan juga janganlah terlalu sering berbeda kepentingan, karena apa bedanya mahasiswa dengan birokrat pemerintah Indonesia jika kita sendiri tidak mau jalan beriringan demi kemajuan FMIPA UGM.

Janganlah mengharapkan perubahan jika itu datangnya dari orang lain. Wujudkanlah perubahan itu, mulai dari diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

:) :( ;) :D ;;-) :-/ :x :P :-* =(( :-O X( :7 B-) :-S #:-S 7:) :(( :)) :| /:) =)) O:-) :-B =; :-c :)] ~X( :-h :-t 8-7 I-) 8-| L-) :-a :-$ [-( :O) 8-} 2:-P (:| =P~ :-? #-o =D7 :-SS @-) :^o :-w 7:P 2):) X_X :!! \m/ :-q :-bd ^#(^ :ar!

Posting Komentar